Jumat, 16 September 2016

DOKTRIN GGBI Keluarga Besar

DOKTRIN BAPTIS Elia Umbu Zasa Tahun Ajaran Agustus 2016 JBC Cab. Citra Indah Dosen Pengajar : Pdt. Dr. Yosia Wartono, M.Th Tugas : Kesan yang diterima dalam proses pembelajaran “Doktrin GGBI Keluarga Besar” GGBI Keluarga Besar
GGBI hadir di bumi pertiwi ini, bukan sekedar menambahi jumlah gereja local dan organisasi yang ada. Pemahaman dan pengertian terhadap Alkitab yang tak terbantahkan secara komprehensif PL dan PB yang KRISTOSENTRIS, Yesus Kristus sang Juru selamat dunia, barangsiapa yang percaya kepadaNya akan diselamatkan (Yoh. 3:16). Selanjutnya, Yesus memberikan mandate pembaharuan yakni “pergilah jadikanlah semua bangsa muridKu dan baptislah…Matius 28:19-20” ini adalah kalimat “imperative” suatu perintah dari Tuhan Yesus yang mendesak bahwa semua orang percaya harus terintegrasi dengan pemberitan Injil. Satu pokok penting perluasan yang penuh keberanian dalam pelayanan misi Rasul Paulus “…Celakalah aku jika tidak memberitkan Injil” (1 Kor. 9:16-17). Dalam materi Pdt. Eko Kurniadhi, beliau ketua departemen Misi GGBI memberikan catatan khusus kata keharusan “necessity” mengacu pada panggilan Paulus yang tidak bisa ditolak. Inilah alasan kehadiran GGBI di Indonesia bahkan di pelosok negri ini. Semangat memberitakan Injil keselamatan kepada semua orang yang belum percaya dan belum bertobat supaya menjadi “eklesia” dan bergabung dalam gereja lokalnya, amin. Dalam kesempatan yang lain ketua BPN GGBI, Dr. Yosia Wartono, menjelaskan doktrin baptis dengan menegaskan bahwa Gereja adalah kumpulan orang percaya yang telah dipanggil keluar dari kegelapan kepada terang Kristus. Generasi berkualitas adalah suatu generasi yg dirancang oleh Allah yang terdiri dari pribadi-pribadi yang dilahirkan oleh karya penebusan Allah dalam Kristus Yesus, yang telah disucikan oleh darah Kristus untuk menjalani hidup dengan takut akan Allah oleh ketaatan terhadap firman-Nya, di mana satu sama lain menjalin hubungan kasih yang tulus ikhlas dengan tetap menjaga kekudusan hidup oleh pertolongan Roh Kudus. Gereja hadir di sekitar masyarakat pluralism. 1. Orang-orang yang tidak mengenal Tuhan Yesus 2. Orang-orang yang belum mengenal Yesus 3. Orang-orang yang salah pengenalannya akan Yesus. Gereja didirikan dan tinggal di antara orang-orang yang tidak mengenal, belum mengenal dan salah kenal kepada Tuhan Yesus. Gereja itu Bersifat Abadi • Dan Tuhan Yesus-pun berkata kepadamu: Engkau adalah Petrus dan di atas batu karang ini Aku akan mendirikan jemaat-Ku dan alam maut tidak akan menguasainya” (Matius 16:18). • Sebab pada waktu tanda diberi, yaitu pada waktu penghulu malaikat berseru dan sangkakala Allah berbunyi, maka Tuhan sendiri akan turun dari sorga dan mereka yang mati dalam Kristus akan lebih dahulu bangkit; sesudah itu, kita yang hidup, yang masih tinggal, akan diangkat bersama-sama dengan mereka dalam awan menyongsong Tuhan di angkasa. Demikianlah kita akan selama-lamanya bersama-sama dengan Tuhan (1Tes.4:16-17). Gereja Persekutuan Abadi • Terang yang sesungguhnya, yang menerangi setiap orang, sedang datang ke dalam dunia. • Ia telah ada di dalam dunia dan dunia dijadikan oleh-Nya, tetapi dunia tidak mengenal-Nya. • Ia datang kepada milik kepunyaan-Nya, tetapi orang-orang kepunyaan-Nya itu tidak menerima-Nya. • Tetapi semua orang yang menerima-Nya diberi-Nya kuasa supaya menjadi anak-anak Allah, yaitu mereka yang percaya dalam nama-Nya; orang-orang yang diperanakkan bukan dari darah atau dari daging, bukan pula secara jasmani oleh keinginan seorang laki-laki, melainkan dari Allah (Yohanes 1:9-13). Pdt. Stefanus Ngatimin, menegaskan bahwa keselamatan yang dilimpahkan Tuhan secara gratis kepada umatNya, harus disikapi dengan bekerja baik dan serius (Ef. 2:8-10). Lebih lanjut beliau menekakan bahwa kita diutus dan ditetapkan menjadi seorang pelayan Tuhan (gembala Sidang). Bahkan sebelum dunia dijadikan Allah telah memilih kita. Ia merancang kita secara utuh. Allah tidak pernah keliru menetapkan kita. Pesan penting dari Pdt Ngatimin, jangan mau menjadi pendeta “kontrak” di sebuah gereja local. Sekarang ini, trend pendeta dikontrak beberapa tahun, jika cocok dengan jemaat akan dilanjutkan. Hal ini ini bertentangan dengan Firman Tuhan sebab keyakinan yang benar ialan “Tuhan yang menetapkan seorang Hamba Tuhan bagi gerejaNya bukan jemaat.” Tata Gereja Baptis Indonesia Harus diakui, keberadaan gereja local harus dikelola dan di tata dengan baik supaya memiliki model pelayanan yang rapih serta menjawab kebutuhan bangsa dengan mempertimbangan kontektualisasi serta relevansinya. Hidup beranggota dalam sebuah gereja local harus memberkati gerejaNya dan organisasinya. Jemaat harus diajar dan dipimpin dalam keteladanan seorang pemimpin yang baik. Buku pedoman yang disajikan oleh tim penyusun PTGBI, sangat memberkati. Pertama, Identitas Gereja. Gereja adalah lembaga Ilahi yang didirikan oleh dan atas dasar Tuhan Yesus Kristus (Ef. 4:15). Kedua, Landasan, Tujuan dan Kegiatan Gereja. Alkitab adalah Firman Allah tanpa salah dalam teks asli. Ketiga, Pemerintahan Gereja secara kongregasional yang dijalankan secara kekeluargaan dalam pimpinan Tuhan Allah. Pengelolaan gereja yang berpusat pada anggota gereja. Hal ini mencakup azas demokrasi. Walaupun dalam pemerintahan yang otonom (kongregasional), namun tetapi memelihara dan menjunjung tinggi kebersamaan sebagai kesatuan keluarga besar GGBI. Pdt Radik Irianto mengatakan “kemerdekaan tidak sepenuhnya merdeka” cuplikan tema di atas, tentu memberi pesan bahwa bangsa yang merdeka tetap menjunjung azas demokrasi. Gereja local bebas dalam mengatur tatanan tetapi tetap menjunjung azas kekeluargaan dan demokrasi. Keempat, Pemimpin dan anggota Gereja. Gembala Sidang menjadi pemimpin terdepan. Daikon dan perancang membantu dan mendukung Gembala Sidang. Kelima, Kehidupan bergereja. Dalam praktek kehidupan bergereja tetap mengedepankan rasa takut akan Tuhan. Menghargai otoritas dan menghormati pemimpin. Kehidupan yang menjadi teladan bagi setiap orang adalah mutlak. Keenam, Gereja Baptis Indonesia bersandar pada janji Tuhan sebagai pemberi berkat yang akan mencukupi keperluan GerejaNya melalui persepuluhan, dan persembahan jemaat lainnya (Kis. 2:41-47; 2 Kor. 9:12). Ketujuh, Gereja dan Pihak lain. Gereja Baptis Indonesia terbuka untuk bekerja sama dengan setiap lembaga yang memiliki tujuan yang sama dalam bergereja dan berteologi, namun tidak mengikat. Pihak lain tidak mereduksi tatanan nilai GGBI yang sudah dibangun bersama. Filosopi yang disampaikan oleh Wakil Ketua BPN GGBI Pdt. Royo Haryono, dalam setiap kesempatan membahas Keluarga Besar, beliau menanamkan pesan ini: “Kita adalah Keluarga Besar GGBI, dan Keluarga Besar GGBI adalah SAYA.” Apabila filosophi ini terstigma dalam benak setiap pemimpin GGBI baik BPN, BPD, maupun perancang gereja local, maka tujuan kebersamaan yang disebut Tri Komitmen yakni Penginjilan, Pendidikan, dan pelayanan social adalah sesuatu yang TIDAK mustahil. Soli deo Gloria.
Tekad, Semangat, dan KOMITMEN Menyuarakan kebenaran, berdiri teguh dan tidak goyah dalam ladang pelayanan adalah tekad dan komitmen saya. Berjalan dalam keyakinan yang tepat (doktrin baptis) yang konsisten dengan Alkitab. Mengingat kasih dan pengorbanan Kristus di kayu Salib akan menjadi energy dan semangat untuk berlari lebih kencang dan berwaspada dalam berjuang. Selaku Pendeta dan Gembala Sidang JBC Pulomas Cab. Citra Indah, akan terus mendalami pedoman tata Gereja Baptis Indonesia dan mempraktekan dalam proses bergereja secara teratur dan disiplin. Kiranya Tuhan memampuhkn saya dan Ia mempersiapkan jemaat yang takut kepadaNya dan menjadi tim yang solid dalam mengembangkan Gereja-Nya. Semoga.
Jumat, 26 agust. 16 Pdt. Stefanus Ngatimin Yohanes 4:34 Jesus saith unto them, my meat is to do the will of Him that sent me, and to accomplish his work. Komitmen Pdt Ngatimin dalam penggembalaan “tidak akan menikakan jemaat yang cerai hidup.” (bersedia menggembalakan jemaat yang sdh dinikahkan oleh gereja lain setelah kawin cerai. Intinya secra pribadi Pa Stefanus tidk mau menikahkan). Ini keyakinan pribadi. Menjadi pejabat dalam gereja itu pekerjaan yang diinginkan dan INDAH (1Tim. 3:1). Kebanggaan seorang Gembala ialah apabila anggota jemaatnya melakukan pekerjaan yang indah dalam gerejaNya. Gereja tersebut menggambarkan PENDETANYA. PENDETANYA teladan maka JEMAAT akan mengikuti PENDETANYA sesat maka JEMAAT akan tersesat. Memberi ITU BUKAN KARUNIA, tapi keharusan. Suka memberi tumpangan Rumah gembala siding harus terbuka untuk umat Tuhan. Pastori tidak sepi dengan hambaNya Bagaimana menghindari pertengkan dalam rapat perancang, setiap orang focus pada program masing-masing. Ciri pendamai ialah SEGERA menyelesaikan masalah Tidak membiarkan liar. Gereja Baptis tidak pernah memecat anggota gereja. Keanggotaan gereja baptis sukarela Gereja tidak boleh membuat surat pindah keanggotaan, kecuali gereja baru tempat jemaat tesebut beribadah dan meminta data dari jemaat pindahan barulah gereja memberikan data tersebut. Bukan HAMBA UANG Pelayanan penggembalaan bukan sebagai INCOME. GEREJA bukan sebagai centelan saja supaya gelar pendeta tetap dipegang. Gereja bukan lahan untuk mendapatkan uang. Bahaya ketika istri pendeta dominan. (banyak keluhan dari para pendeta dan jemaat baptis) Suaminya kurang aktif dan istri yang mengatur program gereja. Ada hamba Tuhan sudah tidak nyambung dengan istrinya. Istri sudah dingin dengan suami Anak tidak lagi menghormati orangtua. Gereja bisa buat program bakti social dengan masyarakat (RS Baptis Lampung, Kediri, dll).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar