Selasa, 22 Februari 2022

Amanat Agung Tuhan Yesus

AMANAT AGUNG Matius 28:16-20; Kisah Para Rasul 1:8
Tugas dan panggilan gereja yang paling urgen adalah pemberitaan Injil (Yun. kerusso dan atau marturia). Yesus menyadari bahwa Amanat ini selain mendesak, juga berisiko tinggi. Musuh kita dalam tugas penginjillan adalah iblis; karena itu kita tidak dapat berhasil melakukan tugas Amanat Agung tanpa amunisi/senjata. Berdasarkan teks di atas, ada beberapa amunisi yang siapkan Tuhan Yesus bagi murid-Nya dalam penginjilan: 1. Kuasa. Kata kuasa dalam 28:18 (Yun. exousia) berarti: Wewenang, otoritas, dan perintah tertinggi (the power of authority (influence) and of right). Kata exousia berbeda dengan kuasa dalam Kisah Para Rasul 1:8 (Yun. dunamis) berarti kekuatan supranatural, kemampuan (strength power, ability) Kalau perhatikan Lukas 10:19 Sesungguhnya Aku telah memberikan kuasa kepada kamu untuk menginjak ular dan kalajengking dan kuasa untuk menahan kekuatan musuh, sehingga tidak ada yang akan membahayakan kamu. Kata kuasa (warna hitam) adalah exousia dan kuasa (warna ungu) adalah dunamis. Dapat dimengerti bahwa Tuhan Yesus yang memberi perintah, otoritas untuk menjalankan penginjilan, namun dalam perjalanan atau dalam proses pelayanan ada ular, ada kalajengking ada kekuatan musuh yang berusaha untuk menghambat maka Tuhan sudah perlengkapi kita dengan kuasa (dunamis) sehingga semua tantangan tersebut tidak membahayakan kita. Heleluyah. Jadi kedua kuasa ini bersumber dari Tuhan. Namun dunamis akan melekat pada orang percaya sebagai amunisi dalam melakukan amanan Agung yang telah didaulat oleh Tuhan Yesus melalui (exousia) 2. Garansi Penyertaan bersifat kekal. “…dan ketahuilah, Aku menyertai kamu senantiasa sampai kepada akhir zaman" Pada saat seseorang mengabdikan diri dalam panggilan Tuhan untuk “penginjilan,” Tuhan bertanggung jawab atas panggilan-Nya. Sebuah analogy yang dipakai oleh Rasul Paulus dalam 2 Timotius 2:4 “Seorang prajurit yang sedang berjuang tidak memusingkan dirinya dengan soal-soal penghidupannya, supaya dengan demikian ia berkenan kepada komandannya. Seorang komandan tidak akan bertanggung jawab atas prajuritnya. Bagi seorang seorang prajurit hanya focus pada tugas dan panggilannya. Tuhan kita Yesus Kristus adalah “penguasa di Sorga dan di Bumi” dan Ia tidak lalai pada janji-Nya. Ia akan membuktikan pemeliharaanNya dan penyertaanNya kepada para murid dalam melakukan tugas pelayanan penginjilan sampai keabadian. Amin